Awalnya Allah Menciptakan Manusia menurut gambar dan rupa Allah. Kata-kata yang digunakan untuk gambar dan rupa di dalam teks asli Alkitab dalam bahasa Ibrani adalah tselem demuth (תוּמדְ םלֶצֶ). Tselem hendak menunjuk gambar dalam arti unsur-unsur dasar yang dimiliki Allah juga dimiliki manusia yaitu pikiran, perasaan, kehendak, kekekalan dan hakekat kerja. Adapun Demuth adalah keserupaan yang menunjuk kepada kualitas atas unsur-unsur tersebut. Keserupaan dengan Allah yang dimiliki manusia bukan sesuatu yang statis tetapi bisa progresif.
Allah menciptakan Manusia dalam 3 tahap. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia, kita sulit menemukan tahap tersebut, karena kurangnya perbendaharaan Bahasa Indonesia. Tetapi dalam Bahasa Ibrani ( Bahasa asli Perjanjian Lama). Proses Penciptaan Manusia sangat jelas. Menciptakan ada 3 macam dalam Bahasa Ibrani
a. BARA (ארָ֣בָּ)
Kata“Bara” artinya menciptakan tanpa bahan/ide ). Dalam bahasa latin creation ex nihilo ( Kejadian 1 ayat 27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka). Bara sering dipahami sebagai menciptakan tanpa bahan. Bahan di sini bukan hanya berarti bahan materialnya, tetapi juga idenya. Kata bara menunjuk suatu kreasi yang bersifat inovasi atau sebuah penemuan awal. Kata bara menunjuk tindakan Allah dalam mengadakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Dalam istilah Latin terdapat kata “creatio ex nihilo”.
Ex nihilo" adalah ungkapan bahasa Latin yang diterjemahkan "dari ketiadaan." Jadi ungkapan "penciptaan ex nihilo" merujuk pada Allah yang menciptakan segala sesuatu dari kekosongan. "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kejadian 1:1). Sebelum peristiwa itu tidak ada apa-apa. Allah tidak menciptakan alam semesta menggunakan dasar lain. Ia memulainya dari nol. Penciptaan manusia sebagai laki-laki dan perempuan juga menggunakan kata bara (Kej. 1:27). Dari hal ini kita dapat memahami dan menerima pernyataan Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma yang mengatakan bahwa segala sesuatu dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia (Rm. 11:36). Ungkapan " creatio ex nihilo" merujuk kepada peristiwa supranatural yang terjadi pada penciptaan alam semesta. Ialah peristiwa dimana Allah menciptakan sesuatu dari kehampaan.
b. Yatsar (רצַיָ).
Kata yatsar berarti membentuk dengan unsur seni. Dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan to carve (mengukir). Hal ini menunjukkan bahwa ketika Adam dan Hawa diciptakan, Tuhan menggunakan jarinya sendiri untuk membentuk atau mengukir manusia. ketika itulah TUHAN Allah membentuk (yatsar רצַיָ) manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Kejadian 2:7 “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
c. Asah (השָׂעָ).
Kata ketiga adalah asah (השָׂעָ). Kata ini menunjuk tindakan Allah dalam membentuk sesuatu. Sesuatu di sini bisa berupa fisik atau bendani, tetapi juga bisa dipahami sebagai unsur rohani. Kata asah ini muncul di Kejadian 1:26…”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita”. Kata menjadikan di dalam ayat ini adalah asah. Kata asah menunjuk kreasi Allah dalam pembentukan sesuatu yang membutuhkan proses, bukan hanya melibatkan diri Allah sendiri, tetapi juga manusia. Dalam proses inilah pembentukan gambar diri seseorang berlangsung. Dalam Kejadian 5:1 “Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah”. terdapat dua kata bara dan asah. Manusia ada karena kreasi Allah yang inovatif (bara), tetapi Demuth-nya harus dibentuk (asah) oleh Allah. Kejadian 5:1 jika diterjemahkan secara lengkap bisa berbunyi: Pada waktu manusia itu diciptakan (di “bara”) oleh Allah, dibuat-Nyalah (di “asah” nya) dia menurut rupa (demuth) Allah. Ketiga ayat di atas mencatat kisah Allah menciptakan manusia dalam tiga langkah yaitu:
1. Mengungkapkan kehendak-Nya menjadikan (asah) manusia.
2. Menciptakan alias merancang (bara) manusia menurut gambar-Nya.
3. Membentuk (yatsar) manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup.
Tidak ada perbedaan antara cara Allah menciptakan (bara ארָ֣בָּ) manusia dengan Wage Rudolf Soepratman menciptakan lagu Indonesia Raya. Juga tidak ada perbedaan makna antara kata bahasa Indonesia “menciptakan” dan kata “bara ארָ֣בָּ” dalam bahasa Ibrani.
Pertama-tama Wage mengungkapkan kehendaknya untuk menjadikan (asah השָׂעָ) lagu. Kemudian dia menciptakan (bara ארָ֣בָּ) alias merancang lagu menurut gambar-Nya. Selanjutnya dia membentuk (yatsar רצַיָ) lagu Indonesia Raya dari not-not dan menulis syairnya.
Allah menciptakan Manusia dalam 3 tahap. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia, kita sulit menemukan tahap tersebut, karena kurangnya perbendaharaan Bahasa Indonesia. Tetapi dalam Bahasa Ibrani ( Bahasa asli Perjanjian Lama). Proses Penciptaan Manusia sangat jelas. Menciptakan ada 3 macam dalam Bahasa Ibrani
a. BARA (ארָ֣בָּ)
Kata“Bara” artinya menciptakan tanpa bahan/ide ). Dalam bahasa latin creation ex nihilo ( Kejadian 1 ayat 27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka). Bara sering dipahami sebagai menciptakan tanpa bahan. Bahan di sini bukan hanya berarti bahan materialnya, tetapi juga idenya. Kata bara menunjuk suatu kreasi yang bersifat inovasi atau sebuah penemuan awal. Kata bara menunjuk tindakan Allah dalam mengadakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Dalam istilah Latin terdapat kata “creatio ex nihilo”.
Ex nihilo" adalah ungkapan bahasa Latin yang diterjemahkan "dari ketiadaan." Jadi ungkapan "penciptaan ex nihilo" merujuk pada Allah yang menciptakan segala sesuatu dari kekosongan. "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kejadian 1:1). Sebelum peristiwa itu tidak ada apa-apa. Allah tidak menciptakan alam semesta menggunakan dasar lain. Ia memulainya dari nol. Penciptaan manusia sebagai laki-laki dan perempuan juga menggunakan kata bara (Kej. 1:27). Dari hal ini kita dapat memahami dan menerima pernyataan Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma yang mengatakan bahwa segala sesuatu dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia (Rm. 11:36). Ungkapan " creatio ex nihilo" merujuk kepada peristiwa supranatural yang terjadi pada penciptaan alam semesta. Ialah peristiwa dimana Allah menciptakan sesuatu dari kehampaan.
b. Yatsar (רצַיָ).
Kata yatsar berarti membentuk dengan unsur seni. Dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan to carve (mengukir). Hal ini menunjukkan bahwa ketika Adam dan Hawa diciptakan, Tuhan menggunakan jarinya sendiri untuk membentuk atau mengukir manusia. ketika itulah TUHAN Allah membentuk (yatsar רצַיָ) manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Kejadian 2:7 “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
c. Asah (השָׂעָ).
Kata ketiga adalah asah (השָׂעָ). Kata ini menunjuk tindakan Allah dalam membentuk sesuatu. Sesuatu di sini bisa berupa fisik atau bendani, tetapi juga bisa dipahami sebagai unsur rohani. Kata asah ini muncul di Kejadian 1:26…”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita”. Kata menjadikan di dalam ayat ini adalah asah. Kata asah menunjuk kreasi Allah dalam pembentukan sesuatu yang membutuhkan proses, bukan hanya melibatkan diri Allah sendiri, tetapi juga manusia. Dalam proses inilah pembentukan gambar diri seseorang berlangsung. Dalam Kejadian 5:1 “Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah”. terdapat dua kata bara dan asah. Manusia ada karena kreasi Allah yang inovatif (bara), tetapi Demuth-nya harus dibentuk (asah) oleh Allah. Kejadian 5:1 jika diterjemahkan secara lengkap bisa berbunyi: Pada waktu manusia itu diciptakan (di “bara”) oleh Allah, dibuat-Nyalah (di “asah” nya) dia menurut rupa (demuth) Allah. Ketiga ayat di atas mencatat kisah Allah menciptakan manusia dalam tiga langkah yaitu:
1. Mengungkapkan kehendak-Nya menjadikan (asah) manusia.
2. Menciptakan alias merancang (bara) manusia menurut gambar-Nya.
3. Membentuk (yatsar) manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup.
Tidak ada perbedaan antara cara Allah menciptakan (bara ארָ֣בָּ) manusia dengan Wage Rudolf Soepratman menciptakan lagu Indonesia Raya. Juga tidak ada perbedaan makna antara kata bahasa Indonesia “menciptakan” dan kata “bara ארָ֣בָּ” dalam bahasa Ibrani.
Pertama-tama Wage mengungkapkan kehendaknya untuk menjadikan (asah השָׂעָ) lagu. Kemudian dia menciptakan (bara ארָ֣בָּ) alias merancang lagu menurut gambar-Nya. Selanjutnya dia membentuk (yatsar רצַיָ) lagu Indonesia Raya dari not-not dan menulis syairnya.